Loading

Saturday, August 20, 2011

Mesjid- Mesjid Terbesar Di Dunia


15 : Masjid Al-Aqsha di Palestina, di dalamnya mampu manampung 5000 orang jamaah 
Masjid Al-Aqsa juga dikenal sebagai Al-Aqsha, adalah sebuah tempat suci Umat Islam di Kota Lama Yerusalem. Masjid itu sendiri membentuk bagian dari Al-Haram ash-Sharif atau "Sacred Noble Sanctuary," sebuah situs yang juga dikenal sebagai Kuil Suci dan dianggap sebagai situs paling suci dalam Yudaisme. Secara luas dianggap sebagai situs paling suci ketiga dalam Islam, umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad adalah berangkat dari Masjidilharam di Mekah ke Al-Aqsa selama Isra Mi'raj (Perjalanan Malam). Sejarah Islam mencatat bahwa Nabi Muhammad memimpin shalat menghadap tempat ini hingga tujuh belas bulan setelah  hijrah, ketika Allah memerintahkannya untuk berpaling ke arah Kabah.

Masjid Al-Aqsa awalnya masjid kecil yang dibangun oleh Khulafaur Rasyidin, khalifah Umar Bin Khattab, tapi dibangun dan diperluas kembali oleh Khalifah Bani Umayyah Abdul-Malik Bin Marwan dan diselesaikan oleh putranya al-Walid Bin Abdul Malik pada tahun 705 Masehi. Setelah gempa bumi di tahun 746, masjid tersebut benar-benar hancur dan dibangun kembali oleh khalifah Abbasiyah al-Mansur pada tahun 754, dan lagi dibangun kembali oleh penggantinya khalifah Al-Mahdi pada tahun 780. Gempa lain menghancurkan Al-Aqsa di tahun 1033, tetapi dua tahun kemudian khalifah Bani Fatimiyah, az-Zahir Ali membangun masjid lain yang telah berdiri hingga sekarang-hari. Selama renovasi yang dilakukan secara periodik, berbagai penguasa dinasti kekhalifahan Islam membangun tambahan atas masjid dan daerah sekitar, seperti kubah, fasad, mimbar, menara dan struktur interior. Ketika Tentara Salib merebut Yerusalem pada tahun 1099, mereka menggunakan masjid sebagai istana dan gereja, tapi fungsinya sebagai masjid dipulihkan setelah direbut kembali oleh Salahudin Al-Ayubi. Renovasi, perbaikan dan penambahan lebih banyak lagi dilakukan pada akhir abad oleh Ayyubiyah, dinasti Mamluk, juga Dewan Muslim Tertinggi, dan Yordania. Hari ini, Kota Lama berada di bawah kendali Israel yang terus-menerus melakukan penistaan dan juga ingin merobohkan bangunan suci tersebut untuk menggatinya dengan Haikal Sulaiman mereka.
 

14 : Masjid Al-Fath di Bahrain, di dalamnya mampu manampung 7000 orang jamaah 
Masjid Al-Fath, juga di kenal sebagai Islamic Center Al-Fath dan Masjid Raya Al Fath, merupakan salah satu dari masjid masjid terbesar di dunia yang mampu manampung lebih dari 7000 orang jamaah shalat dalam waktu bersamaan. Masjid tersebut merupakan tempat ibadah terbesar di Bahrain. Masjid terletak di jalan raya Raja Faisal di Juffair, sebuah kota kecil yang berlokasi di ibukota Manama. Masjid tersebut sangt dekat dengan Istana Kerajaan Bahrain, tempat tinggal Raja Bahrain Hamad Bin Isa Al Khalifah. Kubah besar yang di bangun di atas masjid Al-Fath terbuat dari fiberglass murni. Beratnya lebih dari 60 ton, dan merupakan kubah fiberglass terbesar di dunia. Masid Al-Fath sekarang termasuk kedalam Perpustakaan Nasional baru yang di buka untuk umum pada tahun 2006. Masjid tersebut di bangun oleh Sheikh Isa Bin Salman Al Khalifa pada tahun 1987. Masjid tersebut berasal dari nama Ahmad Al Fatih, salah seorang penakluk Bahrain.

13 : Masjid sultan Ahmad di Turki, di dalamnya mampu manampung 10,000 orang jamaah
Masjid Sultan Ahmad merupakan masjid Nasional Turki, dan merupakan masjid bersejarah di Istambul, kota terbesar di Turki dan keKalifahan Ustmaniyah (Ottoman Empire) dari tahun 1453 - 1923 M. Masjid ini lebih terkenal sebagai Masjid Biru karena keramik biru yang menghiasi dinding dan interiornya.

Masjid tersebut di bangun antara tahun 1609 dan 1616 M, selama pemerintahan Sultan Ahmad 1. Seperti kebanyakan masjid-masjid lain, bangunan itu juga terdiri dari kuburan, madrasah dan sebuah hospice. Masjid Sultan ahamad telah menjadi daya tarik wisatan terkenal di Istambul.


12 : Masjid Negara di Malaysia, di dalamnya mampu manampung 15,000 orang jamaah
Masjid Negara merupakan masjid Nasional di Malaysia, berlokasi di Kuala Lumpur. Masjid tersebut berkapasitas 15,000 orang dan terletak diantara 13 acre (52,000m) dari taman-taman yang indah.

Struktur aslinya di desain oleh 3 orang tim dari Departemen Pekerjaan Umum terdiri dari arsitek Ingris Howard Ashley, dan dua orang Malaysia Hisham Albakri dan Baharuddin Kassim. Awalnya di bangun pada tahun 1965, masjid tersebut mengunakan pedekatan berani dan modren dalam pekerjaan beton bertulang, melambangkan apresiasi Malysia yang baru saja merdeka.

11 : Masjid Id Kah di Kasgar, Xinjiang di dalamnya mampu manampung 20,000 orang jamaah
Masjid Id Kah merupakan masjid yang berlokasi di Kasgar Xinjiang, di bagian barat China. masjid ini merupakan masjid terbesar di China. Setiap Jum'at masjid tersebut di penuhi 10,000 orang jamaah dan dapat menampung 20,000 orang jamaah sekaligus.

masjid tersebut di bangun oleh Saqsiz Mirza kira-kira pada tahun 1442 (meskipun struktur tuanya tertanggal tahun 996) dan mencakup luas 16,800 meter persegi.

Masjid tersebut merupakan pusat ketegangan antara Muslim Uyghur dan Han China di Xinjiang pada tahun 2003, ketika pengembang meruntuhkan kebun mawar di situs masjid dan membangun pasar tertutup di dekatnya.

10 : Masjid Baitul Mukharam di Dakha, Bangladesh, di dalamnya mampu manampung 30,000 orang jamaah
Baitul Mukharam merupakan masjid Nasional Bangladesh, berlokasi di Dhaka, ibukota Bangladesh, didirikan pada tahun 1960. Masjid tersebut berkapasitas 30,000 orang, memberikannya tempat terhormat diantara 10 masjid terbesar di dunia. Namun, masjid tersebut senantiasa penuh sesak. ini khususnya terjadi selama bulan suci Ramadhan, yang mengakibatkan pemerintah Bangladesh menambah perluasan pada masjid sehingga meningkatkan kapasitasnya menjadi hampir 40,000 orang jamaah.

9 : Masjid Jami' Dehli, India, di dalamnya mampu manampung 35,000 orang jamaah
Masjid Jahan Numa, umumnya lebih terkenal dengan nama Masjid Jami' Delhi, merupakan masjid utama dari kota Tua Delhi di India. masjid tersebut ditugaskan di bangun oleh Kaisar Mugal Sah Jehan, pendiri Taj Mahal, dan selesai pada tahun 1656 AD, ini merupakan masjid terbesar dan terkenal di India. terletak di jalan paling sibuk di pusat kota Tua Delhi, Channi Chowk.

Halaman masjid dapat menampung hingga dua puluh lima ribu jamaah. Masjid tersebut juga menyimpan beberapa relik dalam lemari di gerbang utara, termasuk  salinan Alquran antik yang tertulis di kulit rusa.

8 : Masjid Sheikh Zayed di Uni Emirat Arab, di dalamnya mampu manampung 40,000 orang jamaah
Majid Sheikh Zayed di Abu Dhabi merupakan masjid terbesar di Uni Emirat Arab dan masjid ke enam terbesar di dunia. Masjid ini dinamakan dengan Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri dan Presiden pertama Uni Emirat Arab yang juga di makamkan disana. Masjid tersebut resmi di buka pada bulan suci Ramadhan tahun 2007.

Pejabat pariwisata Abu Dhabi mengumumkan bahwa tur mengelilingi masjid akan di buka baik kepada Muslim maupun non Muslim yang di mulai pada pertengahan maret 2008 dalam rangka untuk mempromosikan pemahaman budaya dan agama.



7 : Masjid Badshahi di Lahoredi, pakistan, dapat manampung 100,000 orang jamaah
Masjid Badshahi atau "Masjid Kaisar" di Lahore merupakan masjid terbesar kedua di Pakistan dan di Asia Selatan dan merupakan masjid ke lima terbesar di dunia. Ini merupakan landmark sangat terkenal di Lahore dan wisata utama, keindahan, hasrat dan keagungan era Mugal.

Mampu menampung 10,000 jamaah di ruang shalat utama dan 100,000 di halaman dan serambi, masjid tersebut merupakan masjid tersbesar di dunia selama kurun waktu 313 tahun (1673-1986) sebelum akhirnya di kalahkan dalam ukuran oleh Masjid Faisal di Islamabad. Saat ini menjadi masjid terbesar kedua di Pakistan dan Asia selatan dan masjid kelima tersebsar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, Masjid Hassan II di Casablanca dan Masjid Faisal di Islamabad.

Untuk menilai ukuran besarnya, keempat menara masjid tersebut lebih tinggi 4,2 meter dari Taj Mahal dan podium utama Taj Mahal bisa muat di halaman masjid Badshahi, yang merupakan masjid dengan halaman terluas di dunia.
 
 


6 : Masjid Faisal di Islamabad, paakistan mampu manampung 300,000 orang jamaah
Masjid Faisal di Islamabad adalah masjid terbesar di Pakistan dan Asia Selatan dan masjid terbesar keenam di dunia. Ini adalah masjid terbesar di dunia sejak tahun 1986-1993 ketika dikalahkan dalam ukuran setelah penyelesaian Masjid Hassan II di Casablanca, Maroko. Perluasan selanjutnya dari Masjidil Haram (Grand Mosque) di Mekah dan Masjid Nabawi (Mesjid Nabi) di Madinah, Arab Saudi selama tahun 1990-an menjadikan Masjid Faisal berada diurutan keempat dalam hal ukuran.

Masjid Faisal adalah Masjid Nasional Pakistan. Masjid ini memiliki daerah tertutup 5.000 m2 (54.000 sq ft) dan memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 300.000 jamaah (100.000 dalam ruang shalat utama, halaman dan portico dan 200.000 lainnya di lahan sebelah). Meskipun ditutupi ruang shalat utama lebih kecil daripada yang dari Masjid Hassan II di Casablanca. Masjid Faisal memiliki kapasitas terbesar ketiga menampung jamaah dalam pekarangan setelah Masjidil Haram (Grand Mosque) Mekkah, Masjid Nabawi (Mesjid Nabi) di Madinah. Masing-masing dari empat menara mesjid tingginya adalah 80 m (260 kaki) merupakan menara tertinggi di Asia Selatan) dengan diameter 10 m.

Masjid Faisal ini diambili nama almarhum Raja Faisal bin Abdul Aziz dari Arab Saudi, yang mendukung dan membiayai proyek ini.
 
 

5 : Masjid Hassan II di Casablanca, luas 970,000 sq ft
Masjid Hassan II yang terletak di Casablanca adalah masjid terbesar di Maroko dan masjid terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram (Grand Mosque) di Mekah dan Al-Masjid Nabawi (Mesjid Nabi) di Madinah. Dirancang oleh arsitek Perancis Michel Pinseau dan dibangun oleh Bouygues. Masjid Itu berdiri di sebuah tanjung menghadap ke samudra Atlantik, yang dapat dilihat melalui lantai kaca raksasa. Menara mAsjid Hassan merupakan yang tertinggi di dunia mencapai 210 m.
 

4 : Masjid Istiqlal di Jakarta, Indonesia Capacity:- 1,022,571.49 ft
Masjid Istiqlal, atau Masjid Kemerdekaan di Jakarta, Indonesia merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dalam hal kapasitas untuk menampung orang-orang. Namun dalam hal struktur bangunan dan luas tanah, Istiqlal merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Masjid nasional di Indonesia dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, sebagai rasa syukur atas berkat rahmat Allah; kemerdekaan Indonesia tercapai. Oleh karena itu masjid nasional di Indonesia ini bernama "Istiqlal", sebuah kata dalam bahasa Arab untuk "Kemerdekaan".
 
 
3 : Masjid Muhamad Ali Pasha di Cairo, Mesir Capacity:- 6,443,943.95 ft
Mesjid Muhammad Ali Pasha atau Mesjid Alabaster adalah sebuah masjid yang terletak di dalam Benteng Kairo di Mesir dan dperintahkan di bangun oleh Muhammad Ali Pasha antara 1830 dan 1848.

Terletak di puncak benteng, masjid Utsmani ini, dengan siluet animasi dan dua menara kembar, merupakan masjid yang paling terlihat di Kairo. Masjid ini dibangun untuk mengenang Tusun Pasha, putra tertua Muhammad Ali, yang meninggal pada 1816.

Masjid ini, bersama dengan benteng, adalah salah satu landmark dan tujuan wisata di Kairo dan merupakan salah satu fitur pertama yang akan terlihat ketika mendekati kota dari sisi mana pun.
 
 
 
2 : Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi kapsitas 600,000 jamaah (pada musim Haji meningkat menjadi 1,000,000 jamaah)

Masjid Nabawi yang sering disebut Mesjid Nabi, adalah sebuah masjid yang terletak di kota Madinah. Sebagai tempat peristirahatan terakhir dari Nabi Islam Muhammad, dianggap sebagai situs tersuci kedua dalam Islam Sunni maupun kaum Syiah

Salah satu fitur yang paling terkenal dari situs ini adalah Kubah Hijau di tengah-tengah masjid, tempat makam Nabi Muhammad berada. Hal ini tidak diketahui dengan pasti kapan dibangun kubah hijau tetapi naskah menanggalkan pada awal abad ke-12. Hal ini dikenal sebagai Kubah Hijau Nabi. Para penguasa Islam berikutnya memperluas dan menghiasinya.

Masjid  aslinya adalah sebuah bangunan terbuka. Rencana dasar bangunan telah diadopsi dalam pembangunan mesjid lain di seluruh dunia. Masjid ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat, pengadilan, dan sebuah sekolah agama.
 
 

1 : Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi kapsitas 900,000 jamaah (pada musim Haji meningkat menjadi 4,000,000 jamaah)
Masjidil Haram atau Masjid Suci, adalah masjid terbesar di dunia. Terletak di kota Mekah, masjid tersebut mengelilingi Ka'bah, tempat orang Muslim menghadap di waktu shalat sehari-hari dan dianggap sebagai tempat tersuci di bumi oleh umat Islam. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Agung.

Struktur saat ini mencakup area seluas 400.800 meter persegi (99,0 hektar) termasuk luar dan dalam ruang berdoa dan dapat menampung sampai 4 juta jamaah selama musim haji. (aa)

Makam- makam Para NABI

Makam Nabi Alloh ADAM As di Jordan
Makam Nabi Alloh IDRIS As
Makam Nabi Alloh NUH As
Makam Nabi Alloh HUD As 
Makam Nabi Alloh SHOLEH As 
Makam Nabi Alloh IBRAHIM As 
Tugu Pemotongan Nabi Alloh ISMAIL As  ketika hendak diqurbankan
Makam Nabi Alloh LUTH As 
Makam Nabi Alloh ISHAQ As 
Makam Nabi Alloh YA'KUB As 
 
Makam Nabi Alloh YUSUF As 

Makam Nabi Alloh SYU'AIB As

Makam Nabi Alloh AYYUB As

Makam Nabi Alloh ZULKIFLI As

Makam Nabi Alloh MUSA As

Makam Nabi Alloh HARUN As

Makam Nabi Alloh DAUD As

Makam Nabi Alloh SULAIMAN As

Perkampungan Nabi Alloh ILYAS As

Makam Nabi Alloh YUNUS As

Makam Nabi Alloh ZAKARIA As

Makam Nabi Alloh YAHYA As

Diduga Makam Nabi Alloh ISA As di India

Makam Nabi Alloh MUHAMMAD SAW

Sejarah, hikmah dan buah Idul Fitri

Arti Kata ‘Id
Untuk khutbah hari ini saya akan menerangkan sedikit latar belakang perihal ‘Id. Umumnya orang Islam belum mengetahui kapan dan bagaimana merayakan ‘Id serta tatacara seperti apa ‘Id pada zaman Rasulullah SAW.
Jadi, pertama-tama akan saya jelaskan arti dari kata ‘id dan dari mana asalnya kata tersebut. ‘Aada – ya’uudu – ‘uudan artinya “kembali ke asal dan balik ke semula, datang berkali-kali”. Berkali-kali datang dan kembali dikatakan sebagai ‘id. Masdarnya adalah ‘uudan. Datangnya sesuatu sesudah yang lain juga digunakan kata ini.
Di dalam bahasa Urdu, kata ‘aadat yang sudah baku asalnya dari kata ‘aud, yang darinya lahir kata ‘iid. Dan bila kita pergi menjenguk (‘iyaadat) orang sakit, kata ‘iyaadat pun berasal dari akar kata itu yang berubah bentuknya. Adat (‘aadat) yang telah melekat pun bisa dikatakan ‘aadat mustamirah (adat kebiasaan yang baku).
Begitu juga dalam Islam, istilah ‘id digunakan untuk kegembiraan, dan sejauh hubungannya dengan menjenguk (‘iyaadat) orang sakit di dalamnya mengandung pengertian bahwa dengan seringnya menjenguk (‘iyaadat) orang sakit maka akan mendatangkan ketenteraman bagi si pasien (orang sakit). Dan karena seringnya menjenguk (‘iyaadat) orang sakit tersebut maka menyebabkan ia (si pasien) mendapat kesembuhan…..
Pendek kata, pada hari ini yang merupakan pengabulan bagi taubat setelah dilakukannya pengorbanan di bulan Ramadhan, ada satu khabar suka dari Tuhan bahwa, “Ibadah kalian terkabul, pengorbanan kalian telah diterima. Allah Yang Mahasuci telah menganugerahkan kepada kalian kehidupan baru nan suci.” Dalam hari kegembiraan yang dirayakan ini dinamakan ‘id. Dan di dalamnya terkandung doa, “Semoga hari ini menghampiri kita berulangkali dan berkali-kali pula kita dapat berkumpul dengan kegembiraan dalam hari yang seperti itu.” …..
‘Id Perdana
Kapan ‘Id dilaksanakan? Tentang hal ini sejauh yang saya selidiki terbukti bahwa Ramadhan pertama kali dilaksanakan pada tahun ke-2 Hijrah. Dan bukti ini tidak ada sanggahan tertulis dari kitab manapun. Dan pada bulan Ramadhan tersebut sedang terjadi Perang Badar, yang beberapa hari kemudian tiba hari ‘Id dan orang-orang Islam telah merayakan ‘Id pertama setelah perang selesai selagi luka-luka akibat perang belum pulih sepenuhnya.
Tentang Rasulullah SAW sendiri diriwayatkan bahwa keletihan masih membekas pada beliau SAW yang karenanya beliau SAW bersandar pada Hadhrat Bilal RA dan pada saat bersandar itulah beliau menyampaikan khutbah. Inilah ‘Id yang beberapa hari sebelumnya beliau SAW telah mengumumkan Sedekah (Zakat) Fitrah disamping mewajibkannya. Beliau SAW bersabda bahwa Fithrah ‘Id telah diwajibkan atas seluruh sahabat yakni pada waktu itu telah dikumpulkan Fitrah dari orang-orang Islam dan sudah terkumpul sebelum tiba hari ‘Id lalu dibagi-bagikan kepada fakir-miskin pada hari ‘Id atau sesudahnya.
Hafizh Ibnu Katsir pun mengakui riwayat ini dan menerangkan bahwa pada kesempatan ‘Id pertama, mula pertama Rasulullah SAW pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan di sana merayakan ‘Id. Setelah itu semua perayaan ‘Id berjalan (dilakukan) seperti itu yakni semua berkumpul di lapangan terbuka untuk melaksanakan Shalat ‘Id, bukan dalam masjid.
Satu hikmah yang melatarbelakanginya yaitu ‘Id merupakan nama keadaan berkumpulnya orang-orang dari berbagai pelosok yang lebih luas. Bukan hanya berkumpulnya orang-orang sekota di satu masjid jami’ melainkan berkumpulnya orang-orang dari daerah-daerah yang jangkauannya lebih luas dalam satu tempat dan satu sama lain saling gembira. Oleh karena itu lazimnya masjid-masjid biasa akan menjadi kecil dan Rasulullah SAW dengan latar belakang ini telah mengerjakan Shalat ‘Id di lapangan terbuka.
Sebagai batas pemisah, di hadapan beliau SAW ditancapkan tombak dan tombak itulah yang telah dihadiahkan oleh Raja Najasi kepada Hadhrat Zubair RA. Sesudah itu cara inilah yang menjadi kebiasaan. Bila saja Rasulullah SAW hadir mengimami Shalat ‘Id selalu dipasang batas pemisah yang mengarah ke kiblat agar apabila ada yang lewat tidak merusak kekhusu’an shalat. Biasanya batas pemisah yang digunakan tombak atau tongkat dan di masa kemudian hal ini menjadi kebiasaan yang berlanjut…..
Tanpa Adzan dan Iqamat
Ada satu riwayat lain yang juga dituturkan oleh Hadhrat Jabir RA, “Saya bersama Rasulullah SAW hadir shalat pada hari ‘Id. Beliau SAW memimpin shalat sebelum berkhutbah – seperti kebiasaan sampai saat ini – tanpa adzan dan iqamat. Setelah selesai shalat beliau SAW berdiri dengan bersandar pada Bilal RA – ini kira-kira pada kesempatan ‘Id yang pertama – dan beliau menekankan tentang ketakwaan kepada hadirin, menggalakkan tentang ketaatan serta nasehat lainnya. Kemudian beliau SAW menghampiri kaum wanita dan memberikan nasehat-nasehat pula.”
Itulah sebabnya setelah shalat dan khutbah ‘Id, saya pun mendatangi kaum wanita dan memberikan nasehat-nasehat karena ini merupakan sunnah Rasulullah SAW dan ini adalah hak bagi kaum wanita agar mereka didatangi dan diberikan sedikit wejangan. Beliau SAW tidak bicara panjang lebar di depan kaum wanita namun sedikit banyak pasti beliau SAW menyampaikan beberapa patah kata sebagai nasehat.
Nasehat kepada Kaum Wanita
Pada kesempatan itu tatkala diberlakukan Sedekah (Zakat) ‘Idul Fitri, Rasulullah SAW memberikan nasehat kepada kaum wanita supaya membayar sedekah, kalau tidak maka yang terbanyak di antara kaum wanita akan menjadi bahan api neraka. Kemudian seorang wanita berdiri. Dan sesuai dengan penuturan Hadhrat Jabir RA, ia seorang wanita berkulit merah kehitaman yaitu warna hitam yang tidak terlalu pekat, lebih mendekati kemerah-merahan. Begitulah gambaran kulit wanita tersebut.
Ia seorang wanita terhormat di lingkungan masyarakatnya, ia bertanya keheranan, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah? Apakah yang terjadi pada kaum wanita sehingga Yang Mulia memperingatkan perkara neraka?” Rasulullah SAW menjawab, “Karena kalian terlalu banyak berkeluh-kesah dan tidak berterima kasih terhadap suami kalian.”
Menurut Hadhrat Jabir RA bahwa ketika itu kaum wanita melepaskan gelang, kalung, anting-anting mereka dan mengumpulkannya pada kain selendang Hadhrat Bilal RA. Mereka melakukan demikian agar kesalahan dan kelalaiannya dapat terhapus dengan pemberian sedekah tersebut dan Allah Ta’ala ridha atasnya (HR Muslim dan Nasa’i).
Cara Rasulullah SAW Merayakan ‘Idul Fitri
Bagaimana cara Rasulullah SAW merayakan hari ‘Id? Terdapat riwayat di dalam Shahih Bukhari, Kitaabul ‘Iidain dan Shahih Muslim, Kitaabush-Shalaatul ‘Iidain, sebagai berikut: Hadhrat Aisyah RA menerangkan , “Rasulullah SAW pulang ke rumahku, saat itu hari ‘Id. Ketika itu didekatku ada dua orang anak perempuan sedang menyanyikan lagu peperangan Bu’ats. Beliau SAW berbaring di atas dipan dan memalingkan wajah beliau ke tempat lain. Mereka bukan saja memainkan seruling yang biasa digunakan di kalangan orang-orang Arab disertai nyanyian merdu bahkan juga diiringi rebana dan lain-lain. Rasulullah SAW berbaring di atas dipan dan kemudian mengalihkan perhatian ke arah mereka. Lalu dating Abu Bakar RA serta memarahiku dan berkata, ‘Bunyi seruling setan dan rebana di dekat Rasulullah SAW?’. Namun beliau SAW tidak merasa keberatan atas suara merdu tersebut.” (dalam hadits di atas Nabi s.a.w. tidak menganjurkan cara memperingati hari raya dengan tetabuhan dan nyanyian melainkan itulah cara orang habsyi Madinah merayakan kegembiraan. Nabi s.a.w. tdk melarangnya…memberi toleransi karena dari isi nyanyian tdk bertentangan dng ajaran Islam dan hikmah Id. Dildaar)
Seruling, Rebana dan Lagu
Dewasa ini banyak type kyai yang secara bengis menetapkan haram mendengarkan suara merdu wanita. Suara merdu yang bagaimana yang boleh didengar serta memperdengarkan (menyanyikan) tentang apa, ini patut diambil penyelesaiannya yaitu apakah patut mendengarkannya ataukah tidak? Dan ini pun tergantung siapa orang yang mendengarkannya; hal ini sedikit banyak berbeda. Namun walaupun demikian Hadhrat Abu Bakar RA berkata, “Bunyi seruling setan dan rebana di dekat Rasulullah SAW?” dan Rasulullah SAW melihat kepada Hadhrat Abu Bakar RA seraya bersabda, “Biarkan mereka bernyanyi.”
Kemesraan
[Selanjutnya Hadhrat ‘Aisyah RA menceritakan], “Ketika beliau SAW lengah kuisyaratkan kepada kedua anak perempuan itu untuk pergi. Jadi inilah hari ‘Id di mana orang-orang Habsyi bermain pedang dan perisai lalu kukatakan kepada Rasulullah SAW atau barangkali beliau SAW yang mengatakan kepadaku – yakni orang yang meriwayatkan tidak ingat apa yang dikatakan Hadhrat ‘Aisyah RA: Apakah aku yang berkata ataukah Rasulullah SAW sendiri yang mengatakan kepadaku – katanya, ‘Apakah engkau ingin melihat pertunjukan itu?’ Aku jawab, ‘Ya, lalu beliau menyuruhku berdiri di sampingnya dan pipiku dekat dengan pipi beliau. Beliau SAW berkata, ‘Hai Bani Afridah, perlihatkan lagi pertunjukan’, sampai akhirnya aku merasa bosan lalu beliau SAW menyuruhnya berhenti dan menyuruh pergi kedua anak perempuan tersebut.”
Lagu-lagu yang Sopan dalam Perayaan ‘Id dan Pernikahan
Inilah cara kegembiraan yang bersih dan selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW pada hari raya ‘Id bersama-sama dengan istri beliau SAW. Dan ada riwayat mengenai hal itu dalam Shahih Bukhari yang menerangkan bahwa anak perempuan itu bukanlah penyanyi bayaran yang memiliki suara yang bagus. Diriwayatkan pula bahwa Hadhrat Abu Bakar RA mengatakan di hadapan Rasulullah SAW, “Bunyi seruling setan dan rebana?” Riwayat ini menerangkan perihal hari raya ‘Id. Dan di dalam riwayat yang berbeda ini dikatakan bahwa Rasulullah SAW bermaksud untuk memberi pengertian kepada Hadhrat Abu Bakar RA bahwa tiap-tiap kaum mempunyai suatu cara merayakan Hari Rayanya dan sekarang adalah hari raya ‘Id kita. Jadi, pada kesempatan bergembira [mendengarkan] nyanyian anak-anak perempuan tidak dilarang.
Sebagian orang juga menyanggah (melarang) adanya lagu-lagu dan bunyi-bunyian pada waktu perayaan perkawinan serta memperlihatkan tindakan keras yang melampaui batas. Sebaiknya lagu-lagu jangan yang mengandung unsur jorok. Kalau menyanyikan lagu-lagu yang ungkapannya baik dan suci maka tidaklah ada halangan untuk didengar oleh tuan rumah ataupun tamu undangan.
Akan tetapi bila suatu perkara dipandang berlebihan dan melampaui batas maka perkara itu tidak lebih baik bahkan menjadi buruk. Oleh karena itu dalam perkara ini harus diperhatikan proporsi (keseimbangan)nya (Bukhari, Kitaab Al-‘Idain, Baab Sunnatul ‘Idain Lil-Ahlil-Islam).
Hari Raya Pra-Islam
Ada riwayat tentang hari raya ‘Id bahwa Rasulullah SAW ketika tiba di Madinah mengadakan suatu perayaan selama dua hari yang di dalamnya seluruh kaum ikut bergembira. Di dalam pertemuan-pertemuan tersebut dikisahkan tentang orang-orang terdahulu yang mereka hormati. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Tuhan telah menetapkan dari dua hari ini sebagai Hari Raya yang terbaik bagimu. Pertama hari raya ‘Idul Fithri dan kedua, hari raya ‘Idul Adh-ha” (Sunan Abu Dawud, Kitaab Ash-Shalat Baab Shaalat ‘Idain).
Menyikapi Istri yang Kurang Bersyukur
….. para wanita ….. berlebih-lebihan seperti sabda Rasulullah SAW bahwa kaum wanita banyak yang tidak bersyukur. Bagaimana sikap Rasulullah SAW? Beliau SAW bersabda, “Khoirukum khoirukum li-ahlihi wa ana khoirukum” (Di antara kalian yang terbaik dalam pandangan Tuhan adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya) dan saya adalah contoh yang terbaik dalam hal perlakuan terhadap istri.”
Rasulullah SAW tidak pernah menampakkan sikap dan tindakan yang tidak terpuji akibat ketidakbersyukuran istri. Beliau SAW memberi pengertian dengan cara yang baik dan kasih-sayang, juga turut mendoakan, hasilnya mereka yang sebelumnya memang wanita-wanita terhormat dan suci di hadapan Tuhan, mereka telah meraih keberhasilan. Mereka setelah mendapat didikan Rasulullah SAW telah menjadi seorang yang bersih dan berkilauan serta meninggalkan suri teladan yang suci bagi generasi wanita selanjutnya.
Ketidakbersyukuran mereka dahulu berubah menjadi rasa syukur yang dalam. Rasa kesadaran mereka dari hari ke hari terus bertambah. Tak ada yang lebih dari keberuntungan seperti itu di masa wanita-wanita itu berada di dalam rumah kehidupan Rasulullah SAW. Jadi, perhatikan suri teladan Rasulullah SAW dan carilah berkat kerohanian dari beliau SAW. Jika tidak demikian, saya meyakinkan Saudara-saudara bahwa karenanya beliau SAW akan berduka. Wanita-wanita yang bukan saja menjadi sasaran aniaya suaminya bahkan ibu/bapak mertua pun turut pula menganiayanya; tentu beragam keadaan deritanya. Pada saat gembira pun tidak dibiarkannya; dan tanpa kesalahan mereka mencaci serta mencercanya…..
Demikian pula ibu mertua pun memperlihatkan kebencian dan mendidik anaknya agar menbenci istrinya. Apakah ia sendiri bukan seorang wanita?! Apakah ia sendiri tidak menjadi sasaran kebencian itu?! Adalah suatu tindakan tercela dan tidak simpati apabila terdapat di lingkungan keluarga Ahmadi; berarti kita tidak pantas untuk menjadi pendidik bagi seluruh dunia.
Eropa dan Emansipasi Wanita
Saat ini masyarakat Eropa tengah menggembar-gemborkan perihal harga diri dan kehormatan wanita dan mereka mencela Islam. Karena menurut anggapan mereka Islam tidak memberi tempat terhormat kepada kaum wanita. Oleh karena itu biarpun Saudara-saudara mengajarkan ribuan kali tetapi apabila Saudara-saudara tidak mendudukkan kaum wanita (istri) pada tempat terhormat di mata masyarakat niscaya Saudara-saudara (para suami) bukanlah orang yang berhak untuk menampilkan wajah Islam kepada bangsa-bangsa lain dengan sempurna sebab dengan perlakuan terbaik terhadap kaum wanita akan tercipta masyarakat yang terbaik yang tidak dapat dijumpai di sini.
Di tengah masyarakat bangsa Eropa gencar dibicarakan soal kebebasan kaum wanita, kehormatan kaum wanita, hak-hak mereka tetapi kenyataannya kaum wanita sendiri pada masyarakat Barat dipermainkan ibarat sebuah barang mainan yang apabila sudah tak berguna keadaannya seperti barang rongsokan yang dibuang yang karenanya pihak keluarganya akan teramat duka. Kebebasan yang mereka gembar-gemborkan hanyalah sebuah semboyan semata tetapi kenyataannya kaum wanita sangat teraniaya. Akibat mabuk berapa banyak kaum wanita yang menjadi korban aniaya dan ini merupakan suatu kenyataan yang sangat mencemaskan.
Oleh karena itu saya tidak mengatakan bahwa keadaan masyarakat Barat ini baik tetapi hal-hal yang baik mesti diakui bahwa itu betul sesuatu yang baik. Kalau harga diri kaum wanita gencar dibicarakan maka sungguh pembicaraan itu suatu hal yang baik meskipun pada prakteknya demikian atau tidak. Bila dibicarakan seputar harga diri dan kehormatan wanita, topik pembicaraan ini bagus akan tetapi yang lebih dari itu bisa diperoleh dalam agama Islam.
Para Suami Harus Berlaku Baik terhadap Istri-istrinya
Perlakuan terhadap wanita seperti yang dipraktekkan Hadhrat Rasulullah SAW apabila kita perhatikan sejarah para nabi yang ada di seluruh dunia yang sampai kepada kita, bisa saja dikatakan bahwa perlakuan yang seperti itu di dunia manapun tidak pernah ada dipraktekkan oleh seorang pria terhadap seseorang wanita. Ini contoh keteladanan bagi kita yang harus kita amalkan di rumah tangga masing-masing maka Saudara-saudara pasti akan memperoleh ‘Id yang hakiki. Jika tidak maka kedukaan akan menimpa Saudara-saudara…..
‘Id yang hakiki baru bias dirasakan manakala Saudara-saudara akan memperlakukan istri-istri seperti perlakuan Rasulullah SAW terhadap istri-istri beliau…..
Lingkungan masyarakat akan menjadikan citra kehidupan surga di rumahnya maka demi Tuhan, Saudara-saudara akan unggul, tidak lambat bahkan akan lebih cepat lagi karena inilah contoh amalan yang saat ini telah dinantikan oleh dunia dan tidak akan didapat contoh ini selain dari rumah tangga Ahmadi. Semoga Allah SWT memberi taufik kepada kita sekalian…..
Saya berpikir bahwa pada kesempatan hari raya ‘Id ini saya harus mengingatkan mereka dan menyampaikan ‘Id Mubarak terlebih dahulu kepada mereka dari kita semua, saya sendiri, atas nama seluruh dunia dan dari seluruh anggota Jemaat di seluruh dunia, saya ucapkan: Assalamu ‘alaikum dan ‘Id Mubarak kepada keluarga orang-orang Ahmadi yang telah syahid dan salam penuh kecintaan serta ‘Id Mubarak dari seluruh warga Jemaat untuk orang-orang yang teraniaya di jalan Allah, baik mereka yang telah menanggung kedukaan dan yang sedang menghadapinya.
Khutbah Kedua
Setelah khutbah kedua dan sebelum berdoa, Hudhur ATBA bersabda, “Sebelum berdoa, sebagai tambahan, saya ingin menyampaikan satu permohonan lagi: agar orang-orang Ahmadi yang berasal dari tempat jauh, dengan rasa kecintaan menanggung kesusahan mengeluarkan biaya serta meninggalkan kebahagiaan ‘Id di rumah dan sengaja datang untuk mengucapkan belasungkawa, kepada semuanya saya haturkan jazakumullah ahsanal jaza dan ‘Id Mubarak. Mari kita berdoa. 

Sumber: Darsus No. 44/1992 (Penerjemah: Mln. H. Zafrullah Nasir, Mbsy).

Tuesday, August 9, 2011

Surat - surat dan Stempel Nabi Muhammad SAW

Al-Qura’n turun melalui Jibril as kepada Nabi saw bukan dengan tulisan tapi dengan lisan. Bahkan ayat pertama yang turun kepada beliau bukan “Uktub” atau “Tulislah” tapi ayat pertama turun berbunyi “Iqra’” artinya “Bacalah”. Dari salah satu mu’jizat Nabi saw yang terbesar adalah bahwa beliau itu buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis. Tapi kok wahyu yang turun kepada beliau dari Allah baik melalui Jibril atau langsung bisa diterimanya? Karena ingatan dan hapalan Nabi saw super hebat, luar biasa tidak bisa disamakan dengan ingatan dan hapalan orang orang biasa. Maka semua wahyu yang dibacakan Jibril as yang turun dari Allah kepada beliau bisa langsung melekat di ingitan Nabi saw tidak bisa terlepas lagi.


Jelasnya, kalau ada orang mengatakan bahwa Nabi saw itu pintar menulis berarti dia bodoh tidak mengetahui sejarah Nabi saw atau berarti dia telah melecehkan Islam. Orang pintar pada masa Nabi saw bukan orang yang pandai menulis tapi yang hebat pada zaman itu adalah orang yang hapalanya kuat. Kalau begitu menulis bukalah budaya orang Arab. Orang Arab di masa itu merasa malu jika diketahui ia pandai menulis. Karena mereka mengandalkan diri mereka kepada hapalan. Orang yang pandai menulis berarti hapalannya tidak kuat.

Tapi Islam adalah agama terbuka dan bisa menerima budaya. Contohnya setalah wafatnya Nabi saw, para sahabat mulai mengumpulkan Al-Qur’an dari penghapal penghapal agar mu’jizat Nabi itu tidak putus dan habis sepeninggalan mereka atau sehabis para penghapal itu wafat. Maka terbentuklah “lajnah” untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan ini tentu memerlukan waktu dan tenaga luar biasa. Setelah terkumpul mulailah mereka menulis demi untuk menjaga keselamatan Al-Qur’an dari tangan tangan kotor dan memeliharanya agar tetap bersih, murni dan terjaga “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” al-Hijr 9.

Begitu pula hadist hadist Nabi saw yang diriwayatkan atau disampaikan dengan lisan memiliki kedudukan yang lebih kuat daripada riwayat yang disampaikan dengan tulisan. Walaupun demikian, Islam adalah agama terbuka dan menerima budaya yang datang dari luar, atau menerima cara orang lain selama budaya dan cara mereka itu baik tidak keluar dari rel rel syariat Allah. Contohnya adalah pengumpulan Al-Quran dan hadist-hadist Nabi saw, pembuatan surat surat Nabi saw yang dikirim kepada raja raja dan penguasa penguasa dunia setelah Islam mulai kuat di Madinah dan mulai berkembang luas ke seluruh penjuru.

Banyak budaya dan cara orang lain masuk ke dunia Islam dan diterima semasih budaya dan cara itu bisa diterima kebenaranya. Contohnya setelah Rasulallah saw membuat surat surat kepada raja raja dan penguasa penguasa dunia mengajak mereka masuk ke agama Islam, salah seorang sahabat mengatakan bahwa orang-orang kafir tersebut tidak mau menerima surat surat tanpa distempel lebih dahulu, maka Nabi saw memerintahkan para sahabat untuk membuatkan baginya stempel. Kemudian dibuatlah stempel berupa cincin yang berukiran kalimat “Muhammad Rasulullah“. Stempel ini dikenakan Nabi saw di tangan kanan beliau sampai beliau wafat.
Stempelnya:

Semua surat surat Nabi saw yang dikirim kepada raja dan penguasa dunia disambut dengan baik dan sangat dihargai sekali oleh mereka kecuali surat beliau yang dikirim kepada Kisra atau Khosrau II (Penguasa Persia). setibanya surat beliau dan sehabis dibaca surat beliau dirobek robek oleh Khosrau. Rasulallah berdoa: “Ya Allah robek robeklah kerajaannya”.

Kalau kita membaca isi surat surat Nabi saw yang dikirim untuk penguasa penguasa dunia kita bisa lihat dengan jelas bahwa Rasulallah saw adalah seseorang yang ahli berdeplomasi dan sangat pintar bersiasat. Kita bisa lihat bahwa beliau sangat menghargai dan memuliakan kedudukan mereka sebagai penguasa dunia.

Di bawah ini terlampir 4 surat Nabi saw:

Surat Nabi saw untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia):

Isi surat:
Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk.


Surat Nabi saw untuk Raja Heraclius (Kaisar Romawi):
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahalah bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron 64


Surat Nabi saw untuk Raja Khosrau II (Penguasa Persia):
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung. Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa orang orang Majusi.


Surat Nabi saw untuk Al-Muqawqis (Penguasa Mesir):
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada itu, aku mengajakmu kepada panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali. Jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa penduduk Mesir.“.

Setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, ia membalas surat beliau dan memberikam kepada beliau dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak belian bernama Maria binti Syamu’n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi saw dan menjadi istri beliau, darinya Rasulallah saw mendapatkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama kakek beliau Nabi Ibrahim as. Dan budak kedua adiknya sendiri Sirin binti Syamu’n Al-Qibthiyyah yang dikimpoii Hassan bin stabit ra, sastrawan unggul pada zaman Nabi saw. Hadiah kedua berupa kuda untuk tunggangan beliau.

Monday, August 8, 2011

KISAH NABI NUH AS

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. 

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah s.w.t. dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul dimana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis laknatullah. Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala iaitu patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan. Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka "Wadd" dan "Suwa" kadangkala "Yaguts" dan bila sudah bosan digantinya dengan nama "Yatuq" dan "Nasr".


Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis laknatullah itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah s.w.t., Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis laknatullah. Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah s.w.t. berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya ke Esaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.


Nabi Nuh yang dikurniakan Allah s.w.t. dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi para pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.


Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka ternyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.


Berkata mereka kepada Nabi Nuh: "Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda daripada kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah s.w.t. akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat. Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. Kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudah kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup. Kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui daripadamu tentang hal itu semuanya. Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalah pendusta belaka."


Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahawa aku dapat memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahawa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakanku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan kerana kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendapat amanat dan diberi tugas oleh Allah s.w.t. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah s.w.t. yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah s.w.t. untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki. Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa dan azab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".


Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu kerana kami tidak dapat bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dapat menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."


Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah s.w.t.. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dapat ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan daripadaku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dapat mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah s.w.t. bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.


Pada akhirnya, kerana merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: "Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. Datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan kerana kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."


Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun berdakwah menyampaikan risalah Allah s.w.t., mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah s.w.t. kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingat yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pada para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah s.w.t. kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala dayausahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, kerana ia mengharapkan akan datang masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan datang mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblislaknatullah. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah s.w.t. yang bermaksud:


"Sesungguhnya tidak akan seorang daripada kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati kerana apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah s.w.t. itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah s.w.t. agar menurunkan azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru: "Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorang pun daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mereka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka."


Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah s.w.t. dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, kerana mereka itu akan menerima hukuman Allah s.w.t. dengan mati tenggelam.


Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah s.w.t. untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu. Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan mengatakan: "Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal? Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?" Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab: "Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah s.w.t. menimpa atas diri kamu."


Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah s.w.t.: "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda darrpada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah s.w.t..


Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu. Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah s.w.t. itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.


Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya: "Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah s.w.t. agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah s.w.t.." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan laknatullah dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang: "Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."


Nuh menjawab: "Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah s.w.t. yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya." Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.


Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah s.w.t.. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah s.w.t.: "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa." Kepadanya Allah s.w.t. berfirman: "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, kerana ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."


Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah s.w.t. bahawa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah s.w.t. terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pada saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah s.w.t. harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah s.w.t. memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."


Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah s.w.t., surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah s.w.t. kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.


Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh Alai his salam
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin kerana ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin kerana ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.


Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah s.w.t. dalam Al-Quran yang bermaksud: "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: "Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri." Juga peribahasa yang berbunyi: "Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Share
Facebook
Dibaca 6.245 kali

Entri Populer